Minggu, 14 Desember 2008

Citizen Jurnalisme

Oleh : Husni Kamil Manik
Menyambut pelaksanaan Pemilu 2009, surat kabar harian, portal berita, stasiun televisi dan radio di Sumatera Barat telah berinisiatif menyediakan rubrik khusus menyangkut pelaksanaan program dan tahapan pemilu. KPU Sumbar memberikan apresiasi khusus terhadap inisiatif tersebut.
Namun rubrik pemilu tersebut sering kali hanya terisi materi berita dari Jakarta atau daerah di luar Sumatera Barat. Sepintas lalu, saya beranggapan kekurangan berita daerah tersebut disebabkan dua hal, kekurangan variasi nara sumber dan materi berita. Kedua penyebab ini timbul akibat kurangnya pengusaan materi pemilu anggota KPU Kabupaten/Kota, kurangnya ketrampilan menulis, dan kurangnya ketrampilan pemanfaatan IT.
Sesungguhnya banyak sekali yang menarik untuk diungkap oleh anggota KPU Kabupaten/Kota dalam proses pelaksanaan program dan tahapan pemilu 2009. Karena dalam pelaksanaan pemilu, peran KPU Kabupaten/Kota adalah implementator dari seluruh aturan yang telah diamanatkan undang-undang dan peraturan KPU.
Pengalaman saya berkunjung ke Kecamatan Mapat Tunggul Selatan Kabupaten Pasaman, untuk meninjau dari dekat kondisi daerah yang sulit dijangkau dengan kenderaan bermotor, menemukan betapa beratnya beban tugas yang dipikul penyelenggara pemilu mulai dari PPK, PPS dan KPPS. Untuk menjangkau ibu kota kecamatannya saja tidak dapat menggunakan kenderaan mini bus umum. Apa lagi untuk menjangkau pemukiman penduduk yang ada di Jorong-Jorong, ada yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki, kenderaan roda dua, kuda/kerbau dan rakit.
Penyelenggaraan pemilu di daerah seperti tersebut tentu menarik untuk diketahui publik, karena di sana nuansa pelaksanaan pemilu akan berbeda dengan di daerah perkotaan pada umumnya. Mulai dari pendataan pemilih hingga penghitungan suara mereka akan lakukan berdasarkan kemampuan dan kondisi daerah.
Selain unik pada cara menyelesaikan program dan tahapan pemilu, dinamika politiknya juga berbeda. Mungkin di sana tingkat kecurangan pemilu berpeluang lebih besar karena sulit untuk diawasi publik. Pada pemilu 2004 saja, pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di salah satu TPS di Kanagarian Silayang disinyalir terjadi kecurangan.
Banyak pendekatan, peristiwa dan kondisi daerah yang menarik untuk dipublikasi pada daerah kabupaten/kota yang lain. Ibarat kata pepatah kita,” lain lalang, lain belalang. Lain lubuk, lain ikannya”. Semua daerah memiliki kekhasan sendiri yang pantas untuk dijadikan informasi bagi daerah lain. Tinggal lagi bagaimana mengemasnya supaya yang menarik tambah menarik dan yang tidak menarik jadi menarik.
Dapat dikatakan bahwa kemasan yang menarik hanya bisa dihasilkan dari tangan yang memiliki ketrampilan dibidangnya. Bicara informasi perlu pengetahuan dan pengalaman komunikasi, perlu pengetahuan dan pengalaman jurnalisme, dan perlu penguasaan materi yang dijadikan objek informasi.
Jika dilihat dari potensi anggota KPU Provinsi/Kabupaten/Kota di Sumatera Barat pada periode 2008-2013, pengelolaan situs KPU Sumbar dengan pendekatan citizen jurnalisme adalah suatu hal yang tidak sulit. Karena latar belakang anggota KPU yang beragam dan ada yang langsung berhubungan dengan profesi jurnalis dan akademisi.
Dengan potensi yang tersedia tersebut, KPU Sumbar merencanakan suatu program penguatan pendekatan citizen jurnalisme berbasis anggota KPU. Program ini akan menempatkan setiap anggota KPU se Sumatera Barat mampu berkomunikasi melalui situs yang telah dibuat dengan program aplikasi yang diminati.
Hingga saat ini, masing-masing anggota KPU Sumbar telah memiliki situs pribadi (web log), seperti Marzul Veri, M.Mufti Syarfie, Desi Asmaret, Ardyan dan Husni Kamil Manik. Pengelolaan situs pribadi anggota KPU sebagai penyelenggara pemilu pemilu diharapkan dapat berkembang dengan baik, sehingga dalam waktu dekat dapat membentuk suatu komunitas baru yang bertemakan pemilu.

Tidak ada komentar: